Sabtu, Juli 30, 2011

Between Us

Aku tak tahu apa yg tengah terjadi pada hatiku.
Seperti golakkan di tengah sahara yg tandus.
Aku tak mengerti, bahkan siapa yg sebenarnya harus kujauhi.
Aku merasa seperti penjahat yg berlarian di antara banyak hati.
Bertopeng dan tak tahu diri.
Aku seperti mencari ujung pada sebuah lingkaran.
Tak akan pernah menemukan yg kucari, itulah jawabannya.

Dia, adalah masa sekarang. Yang merangkulku saat aku terjatuh, menggamitku perlahan, menemukan kembali cahayaku yg meredup dan hampir tenggelam, membangkitkanku. Tp terkadang kami berbeda arah, tentang hidup, tentang sekeliling, namun aku ingin terus menguatkannya, di sisinya.
Dan Orang itu adalah seseorang yg terkubur pada keping waktu yg berlalu, yg membawaku pada rindu, menawarkan lagi indah yg dulu. Tapi bagaimana ?? Diri ini tak sendiri, ia telah melewatkan aku, saat itu, dan sekarang ingin menyesali ?? Tapi, aku pun tak ingin ia pergi.

Langkahku masih ragu, harus kemana ??
Mungkinkah kutemukan jawabannya, jika iya, kapan waktunya.
Entahlah...
Tuhan Maha Tahu, biar ini Ia yg mengaturnya.
Aku hanya bisa meneguhkan hati, menetapkan 1 diantara hati hati yg berlalu.
Aku tak ingin ada yg sia-sia, aku tak ingin cinta itu menjadi permainan pada tangan-tangan tak punya kasih.
Aku tak ingin cinta itu menjadi objek, karena paasarnya, ia adalah subjek, yg membuat hati merasakannya.

Kemudian jika di antaranya ada yg ingin pergi, aku tak mengapa.
Mungkin itu 1 dari sekian petunjuk dariNya.
Bahwa cinta yg sebenarnya tak akan berlari, akan terus bertahan meski tersisihkan.
Lalu bagaimana dg aku ??
Aku sepertinya bertahan, memang, tp dengan sebuah kejahatan.
Semuanya terluka, aku tau.
Dan akulah yg bisa menyelesaikannya, namun keegoisan hati masih berkuasa.
Aku ingin pada sesuatu yang tak seharusnya kuinginkan lagi, hingga akan ada ceceran darah pada hati yg membeku.
Serta tetes darah pada sayatan luka yang lagi-lagi harus terbuka.

Argh !!
Cinta...
Maafkan aku yg membawa warna abu-abu hitam padamu.
Maafkan aku yg memagarimu dg kawat berduri.
Maafkan aku yg menyirammu dg cuka kepedihan.
Maafkan aku yg memahatmu dg kata kata dusta.

Maafkan aku, Cinta...

2 komentar: